Journal article
Wacana Kekuasaan dan Kebenaran dalam Puisi Lisan Sa Ngaza
Maria Matildis Banda
Volume : 17 Nomor : 1 Published : 2017, June
MOZAIK HUMANIORA
Abstrak
Puisi lisan Sa Ngaza adalah salah satu bentuk tradisi lisan Ngadha di Flores yang menjelaskan kekuasaan dan kebenaran asal-usul sub-etnis. Menurut konsep Horace, sastra memiliki fungsi dulce et utile atau indah dan berguna. Tujuan tulisan ini untuk menjelaskan bahwa pada era postmodern, yang indah dan berguna saja tidak cukup. Puisi lisan perlu dikaji demi keberlangsungan tradisi, keberakaran, dan pembentukkan karakter. Teori yang digunakan adalah teori kekuasaan dan kebenaran menurut Foucault. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analitik. Foucault mengemukakan tentang parrhesia (berbicara tentang kebenaran) dan parhesiasist (orang yang berbicara tentang kebenaran). Wacana kekuasaan dan kebenaran dalam puisi lisan Sa Ngaza sebagai parrhesia dan parrhesiasist memerlukan sejumlah modal. Modal dapat mendukung Sa Ngaza agar memiliki pengaruh dan dominasi demi keberlanjutan tradisi.